-->

Pesantren Attahdzib

Pesantren Attahdzib

GUS MA’RUR : KALAU BISA MDPA DIMASUKKAN DALAM KURIKULUM WAJIB DI PESANTREN ATTAHDZIB




5 tahun yang lalu, Majelis Dakwah Pesantren Attahdzib (MDPA) terlahir di bumi pesantren Attahdzib. Pada kamis malam lalu (19 November 2020), puncak dari rangkaian acara dilaksanakan di halaman Pesantren Attahdzib setelah dimulai sejak 16 November 2020 lalu. Dalam acara puncak ini ditampilkan bebagai macam karya anggota MDPA, termasuk sebuah video tentang perjalanan MDPA sejak berdiri 5 tahun lalu.

Agus M. Ma’rur dalam acara ini berkesempatan untuk memberikan mau’idhotul hasanah, beliau mengatakan bahwa kegiatan MDPA ini merupakan kegiatan ekstra yang sangat urgen bagi para santri, bahkan menurut pandangan beliau kalau bisa MDPA ini dimasukkan dalam kurikulum wajib di pesantren Attahdzib 

Beliau mengatakan demikian bukan tanpa alasan, dalm kesempatan itu beliau mengatakan ada 3 alasan mengapa MDPA merupakan ekstra yang urgen, bahkan kalau bisa dijadikan kurikulum wajib pesantren.:

Kondisi yang ada di masyarakat saat ini sangat kacau, banyak kita jumpai orang-orang yang tak punya kapasitas sebagai seorang ustadz disebut sebagai ustadz, orang yang tak punya kapasitas dalam keilmuan agama Islam tapi diberikan ruang untuk berbicara tentang agama Islam.

Keadaan ini semakin diperkeruh dengan adanya sosial media dimasa kini, sehingga membuat segala hal (baik itu positif maupun negatif) berkembang dengan cepat di masyarakat.

Menanggapi hal diatas, Gus ma’rur menjadikan hal ini sebagai alasan pertama mengapa MDPA sangat urgen bagi para santri. Dengan mengikuti MDPA inilah, santri diharapkan mampu berkontribusi di masyarakat menghadapi kekacauan diatas.

Harapannya, santri menjadi garda dengan bukan hanya mampu tampil bersilat lidah saja, tapi juga mumpuni dalam hal keilmuan. Beliau juga menambahkan bahwa santri tak sepantasnya bersikap pasif dalam bersosial media, khususnya dalam bidang dakwah.

Alasan kedua beliau tentang urgennya MDPA bagi para santri adalah untuk mengasah mental para santri. Berada di Pesantren sudah seharusnya dimanfaatkan dengan baik, salah satunya dengan melatih mental tampil di depan publik. Sehingga nantinya saat sudah terjun ke masyarakat, santri sudah siap tampil di depan publik (berjuang di masyarakat.

Sedangkan alasan ketiga yang beliau sampaikan adalah santri mempunyai kewajiban menerapkan ilmu yang telah diterima. Beliau menjelaskan bahwa cara untuk menerapkan ilmu ada 2 cara, yaitu ; 1. Menyebarkannya (sepertùi menjadi seorang guru ataupun da’i), 2. Mengamalkan dalam amaliyah.

Alasan-alasan yang beliau utarakan ini sesuai dengan keinginan Almaghfurlah Romo KH. Ihsan Mahin (Pendiri Pesantren Attahdzib) agar para santri pesantren Attahdzib menjadi pejuang.


Related Posts

Subscribe Our Newsletter